“Denganmu, patah hati adalah hal yang membuatku terbiasa--miris bukan?”.
Kusuguhkan senyum terikhlas yang kumiliki. Aku tidak
mengerti apa yang sedang terjadi saat ini. Sungguh! Aku ingin marah, namun
hanya senyuman tak mengerti apa-apa yang kusuguhkan kepada gadis kecilku itu. Ia
masih terlalu polos untuk melihat dunia yang sebenarnya. Aku terlalu takut
melepasnya. “Aku sungguh menyangimu gadis kecil”. Hanya saja.....aku adalah
aku. Seseorang yang punya banyak kekurangan. Aku bukanlah seorang pangeran
berkuda yang ada dimimpimu. Pun bukan lelaki yang ada didalam setiap drama yang
kau tonton. Hari ini kau berhasil membuktikan bahwa jarak terlalu kejam. Ini
adalah kekhawatiranku yang sudah keduga jauh-jauh hari. Gadis kecil, beberapa
waktu yang lalu sewaktu kita masih memakai seragam putih abu-abu... akutelah
menduga bahwa hal semacam ini mungkin saja akan terjadi. Ya, ku akui bahwa
akulah yang salah, aku terlalu kaku untuk sekedar hanya mengabari mu. Namun,
tidakkah kau ingat akan janji kita untuk selalu saling menjaga perasaan? Lupa-kah
engkau akan kekata yang kita ucap bersama?! Sungguh.. kau lebih dari sekedar
kejam gadis kecil.
“Aku bertemu dengan sosok yang baru, kak” katamu lewat
pesan singkat
Oh Tuhan.... Rasanya kakiku sudah tak lagi berpijak...
jantungku berdetak tak beraturan.... sesak. Pengap. Tak ada udara yang bias kuhirup.
Sungguh! Ini menikamku gadis kecil. Aku bahkan hamper meneteskan air mataku. Namun
aku adalah lelaki... dan harus lebih dewasa dari gadis kecilku. Semua rasa
sakit yang ingin kusuguhkan, terpaksa harus kusimpan kembali... hanya
wejangan-wejangan yang kuberikan kepada gadis kecil-ku itu.
Gadis kecil.. tidakkah kau lihat bahwa aku disini
tertatih lelah melawan jarak. Tidakkah kau lihat bahwa aku disini berjuang mempertahan
hatiku untuk kau seorang. Tidakkah kau bisa merasakan rasaku gadis kecil?...
Kau tahu gadis kecil? Aku selalu berdoa agar kau selalu dipertemukan dengan
sosok yang baik... sosok yang lebih bisa menjagamu dibandingkan dengan
penjagaanku kepadamu. Sosok yang lebih baik dari diriku. Meski sebenarnya
keinginan terbesarku adalah aku sangat berharap bahwa sosok itu adalah
A-k-u. Dan hanya aku. Layaknya diriku
yang hanya memilihmu Gadis kecil.
Kepadamu gadis kecil yang pernah kumiliki. Kau tahu
apa wujud dari rasa sayang yang sebenarnya? Jikalau tidak, maka tengoklah
kearahku. Maka kau akan mengerti.
Kepadamu pendamba pangeran berkuda, kau tahu? Sosok itu
tak akan pernah ada. Yang harus kau lakukan adalah melihat sekelilingmu. Lihat dan
cermati baik-baik. Kau akan menemukan aku disana.
Kepadamu perempuan kekanak-kanakan yang sangat ku
sayangi. Kau tahu? Menjaga rasa adalah hal tersulit yang pernah ada. Apalagi jikalau
hanya kau seorang yang memperjuangkan rasa itu. Pun aku seperti itu. Sulit. Sakit.
Entah sampai kapan aku mempertahankan rasa ini untuk gadis yang tak pernah
menyadari keberadanku. Jika hatiku diibaratkan sebuah daging... mungkin hati
yang dibalas oleh hati adalah daging disimpan baik-baik didalam toples
rapat-rapat. Namun, bagaimana dengan hati yang tak dibalas? Ia adalah daging
yang dibiarkan mengurai bersama bakteri-bakteri diudara yang di gerogoti oleh
ulat-ulat dan lalat. Menjijikkan bukan?. Lantas apa yang harus aku lakukan
gadis kecil? Semua ada ditangamu... akankah kau menaruhku dalam toples..
atau... akhhh aku tak sanggup untuk mengatakannya. Intinya, kau harus
berbahagia, agar aku bahagia..atau setidaknya berpura-pura terlihat bahagia..
karena sunggingan senyumanmu dapat membius sakit yang membusuk untuk sekejap.
Bersama kenangan dan rindu di 5 november 2017, aku
sangat mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar