“Aku
adalah sepotong cerita di masa lalu yang silam”
Kali
ini akan ku kisahkan tentang pemeran utama dari setiap tulisanku. Jadi mau ku
kisahkan sekarang? (ahh toh aku tak perlu meminta persetujuanmu hehhe). Aldi.
Alvaro maldini lengkapnya. Awal tahun di 2015, kisah klasik masa SMA—ku. ibaratnya hatiku dan hatinya adalah fisik
manusia. Lebam. Luka. Kau akan menemukan itu disetiap sudut tubuh kami.
8
september di 2014, harusnya beberapa hari lagi aku dan pacarku Iqbaal Tahir
akan merayakan anniversary yang ke-2. Tapi.... angan adalah angan. Hanya indah
saat itu juga... kemudian.... angin membawa anganku ke suatu tempat anta
berantah. Realita yang terjadi adalah ia memutuskan pergi. Aku sangat sangat
mencintainya—kala itu. Ditambah lagi
mengingat ia adalah First Love—ku. You know
axcatly hows my feeling, right.?
Dan
kau. Kala itu kau yang sebelumnya dipatahkan hatinya—sepertiku, kini tengah
sibuk jatuh dan mencinta padanya.. Gadis yang sejatinya telah kau ketahui
memiliki ikatan dengan seseorang. Sebut saja Livia. Kau disibukkan oleh cinta
mu kepada seseorang yang telah memiliki ikatan lain dengan orang lain. Hmm...aku
bingung ingin menyebutmu lelaki yang tangguh atau lelaki yang... (ahh ini
terlalu kasar untuk ku bahasakan). Hingga tiba suatu masa dimana kau dan aku hampir
bertemu di setiap harinya. Kala itu aku jatuh hati pada sahabatku sendiri. Yang
sejatinya ia hanya menganggapku tak lebih dari seoorang adik perempuannya,
hingga tak pernah kusadari bahwa diam diam kau memperhatikanku. Toh aku—pun tahu
bahwa kau menyukai temanku Livia. Hingga beberapa bulan kemudian kau
mengungkapkan perasaanmu padaku.
Oh ya,..
ify... namaku. Aku bingung akan bercerita dari mana. Yang tahu saat ini aku dan Aldi telah berpacaran. Jadi dia adalah pacarku yang ke-2. Dan pun aku, pacar
ke-2nya. Aku dengan sifat anak Tk ku dan dia dengan segala kedewasaan yang ia
miliki. Aku masih ingat pertama kali ia merangkulku untuk diajak foto berdua. Dengan
wajah malu-malunya ia merangkul bahuku di jepretan foto pertama. Aku masih
ingat ia yang dengan sabarnya selalu berusaha mengertiku, membenarkan setiap
salahku. Dan aku tahu bahwa ia sangat-sangat mencintaiku—kala itu.
20
april 2017, perjalanan Bandung-Jakarta. Mobil yang seharusnya hanya untuk
delapan penumpang, kini mengangkut sebelas orang. Hahaha sungguh ini sempit dan
pengap. Ditambah lagi koper-koper dan tas bawaan tiap-tiap penumpang mobil. Kau
berbisik ditelingaku “baru kali ini aku
senang berdempet-dempetan. Kau tahu alasannya kenapa? Karena kau disini. Bersamaku”.
Kemudian kau yang duduk disebelah kananku tiba-tiba menggenggam tanganku lalu
bersandar dibahu ku. Aku terdiam kaku. Kemudian kau kembali berbisik “Semoga kau bisa menjaga dirimu baik-baik,
aku selalu menginginkan yang terbaik untukmu”.
Kepadamu
Irwan si pemilik hati yang paling hati-hati. Terimakasih telah membuatku
merasakan layaknya princess yang berhasil menemukan pangeran berkuda—nya. Terima
kasih untuk semua warna dan arti hidup yang kau bagi kepadaku. Tiga kata untuk
mu, ‘Terimakasih selalu ada’
Aku selalu percaya pada kepercayannku. dan tidak pernah percaya jikalau seorang laki-laki
berkata “aku berusaha, bahwa kau adalah wanita terakhir dihidupku”. Namun kau
berhasil merusak kepercayanku dengan percaya pada kepercayaanmu yang tak
kupercayai. Aku selalu percaya dan yakin pada setiap kekata yang terucap
darimu. Kenapa? Karna sejauh ini kau selalu berhasil membuktikan kekatamu.
14
Oktober di 2017, semuanya berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar